Ibu kota ikan
dunia merupakan salah satu julukan untuk Kabupaten Raja Ampat yang
terletak di Provinsi Papua Barat. Berada di kawasan segitiga karang
dunia, tempat ini memiliki keanekaragaman hayati yang sulit
ditandingi. Menurut sebuah survei oleh The Nature Conservancy
menyebutkan Raja Ampat ditumbuhi 553 spesies terumbu karang yang
mewakili 75 persen spesies dunia. Ditambah bentang alam yang
didominasi oleh pulau-pulau, hutan tropis, serta tebing-tebing
karang, membuat Kepulauan di kepala burung Papua ini menjadi incaran
oleh para pelancong dari segala penjuru dunia.
pemandangan bawah laut raja ampat |
Perjalan dari
Banjarmasin ditempuh selama 50 menit dengan pesawat tujuan Makassar ,
dilanjutkan menuju Sorong selama 2 jam 10 menit, lalu dengan
menggunakan kapal cepat selama 2,5 jam menuju Waisai di Pulau Waigeo,
salah satu dari empat pulau besar di kepulauan Raja Ampat.
Kedatangan saya di
dermaga Waisai disambut oleh tarian-tarian dengan musik daerah khas
Papua. Rupanya kapal cepat yang saya tumpangi bersamaan dengan
rombongan tamu-tamu Bupati yang akan menghadiri Festival Raja Ampat.
Pesta rakyat ini sendiri merupakan event tahunan dalam rangka
menyambut hari jadi Kabupaten Raja Ampat yang biasa diselenggarakan
bulan oktober setiap tahun nya. Selamat datang di Raja Ampat, sapa
salah satu penduduk lokal dengan ramahnya.
festival raja ampat |
Esok harinya , dengan menggunakan speedboat
bermesin 80 pk, saya menuju Teluk Kabui, salah satu surga diving
di Raja Ampat. Kaka Isa yang merupakan pengemudi speedboat
membelokan arah, masuk ke dalam lorong yang diapit tebing karang
setinggi 30 meter. Ujung dari lorong ini adalah sebuah laguna
tersembunyi dengan warna air hijau toska. Kejernihan airnya sudah
tidak diragukan lagi, mampu menembus dasar yang berjarak antara
10-15 meter di bawah permukaan air.
memasuki laguna |
sudut teluk kabui |
Kemudian saya snorkeling di spot yang
bernama Batu Lima. Dengan keunikan berupa gundukan-gundukan karang
besar yang ditumbuhi oleh hard coral dan soft coral
beraneka ragam bentuk dan warna. Tak ada sampah sama sekali.
Kesadaran pemerintah, pelaku wisata dan penduduk setempat dalam
menjaga kealamian ekosistem di Raja Ampat wajib diacungi jempol.
Terbukti speedboat yang saya tumpangi tidak melepas jangkar
pada saat berlabuh.
Wayag merupakan magnet utama bagi wisatawan
yang notabene nya bukan seorang penyelam. Gugusan kepulauan dengan
tofografi ratusan pulau-pulau karang yang menyembul di atas permukaan
air laut adalah daya tarik utamanya. Sepanjang perjalanan menuju Wayag, saya dikejutkan oleh banyaknya ikan
terbang yang melompat dari bawah perairan Raja Ampat. Burung-burung
camar yang terbang juga menghiasi cerahnya langit hari itu. Tak luput
hantaman ombak yang masuk ke long boat membasahi tubuh saya.
Bahkan di perjalanan balik ke Waisai, long boat yang saya
tumpangi harus memotong arah masuk ke dalam kawasan perairan yang
diapit tebing raksasa untuk menghindari ganas nya ombak di alam liar
Raja Ampat.
wayag |
memasuki wayag |
tongsis barengan personil lengkap |
Hari terakhir, saya menghabiskan waktu di Pulau
Gam. Menginap di salah satu guest house yang dikelola oleh
warga asli Papua. Dengan desain khas rumah pesisir yang terbuat dari
kayu dan daun nipah kering. Di depan guest house tersaji
pantai pasir putih dengan pohon kelapa miring dan hamparan terumbu
karang. Sedangkan di belakang nya berdiri hutan tropis yang lebat
tempat habitat burung cendrawasih.
Pagi hari begitu bangun dari tidur, bukan hanya
suara deburan ombak yang saya dengar, tetapi juga suara berisik
burung . Dari depan kamar saya bisa menyaksikan langsung
burung-burung khas Papua yang terbang di antara pepohonan lebat di
sekitar guest house. Bahkan saya sempat melihat beberapa ekor
burung kakatua hitam, si endemik Papua yang sudah mulai langka dan
dilindungi.
pantai depan guest house |
Informasi:
-kapal cepat Sorong-Waisai Rp.120.000,-(setiap hari berangkat jam 2 siang)
- carter speedboat mesin 80 pk (ideal 8 orang) menuju Teluk kabui Rp.1,5 juta (waktu tempuh 1-1,5 jam dari Waisai)
- carter speedboat mesin 80 pk (ideal 8 orang) menuju Wayag Rp.10-13 juta (waktu tempuh 4,5 jam dari Waisai)
-untuk masuk kawasan Wayag, wisatawan diwajibkan membeli pin seharga Rp.250.000,- (wisatawan domestik) sebagai akses masuk. Pin bisa dibeli di Bandara Dominique Edward Osok Sorong, di terminal kedatangan.
-kapal cepat Sorong-Waisai Rp.120.000,-(setiap hari berangkat jam 2 siang)
- carter speedboat mesin 80 pk (ideal 8 orang) menuju Teluk kabui Rp.1,5 juta (waktu tempuh 1-1,5 jam dari Waisai)
- carter speedboat mesin 80 pk (ideal 8 orang) menuju Wayag Rp.10-13 juta (waktu tempuh 4,5 jam dari Waisai)
-untuk masuk kawasan Wayag, wisatawan diwajibkan membeli pin seharga Rp.250.000,- (wisatawan domestik) sebagai akses masuk. Pin bisa dibeli di Bandara Dominique Edward Osok Sorong, di terminal kedatangan.
eh aku nginep disitu juga!!
BalasHapussepertinya aku tau siapa kamu? hahaa.... iya, suka banget sama suasana guest house nya
Hapus