Biduk Biduk The Jewel of Eastern Berau (Berau, Kalimantan Timur)

“Berau beribu pesona.” Inilah tagline kabupaten di ujung Timur Pulau Kalimantan ini dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke sana. Memiliki pulau-pulau yang dikelilingi terumbu karang dan hutan-hutan dengan perkampungan Suku Dayak yang masih alami, kiranya tidak belebihan jika Berau menambahkan embel-embel demikian pada slogan pariwisatanya. Jika selama ini Kepulauan Derawan telah berhasil menarik pelancong dari segala penjuru mata angin untuk mengunjunginya. Kini ada satu kecamatan lagi memiliki pesona yang tak kalah indahnya.

Kecamatan Biduk Biduk berjarak kurang lebih 250 kilometer dari kota Tanjung Redeb yang merupakan ibukota Kabupaten Berau. Dulunya Biduk Biduk hanyalah sebuah desa yang termasuk di dalam Kecamatan Talisayan. Kemudian baru resmi berstatus sebagai Kecamatan Biduk Biduk sejak tahun 1998. Ibukota kecamatannya berada di Desa Labuan Kelambu.

Sejarah nama Biduk Biduk Sendiri dulunya adalah sebuah daerah tanpa penduduk. Kawasan ini hanya dijadikan sebagai tempat persinggahan perahu yang lalu-lalang dari Pulau Kaniungan menuju Tanjung Buana dan sekitarnya. Perahu-perahu tersebut sering dijarah atau dirampok. Dari situlah kawasan ini disebut biduk-biduk yang artinya perahu-perahu.

7 jam perjalanan darat saya tempuh dari Tanjung Redeb menuju Biduk-Biduk. Kondisi jalan yang terbilang mulus dengan kontur perbukitan yang meliuk-meliuk, meskipun ada beberapa bagian jalan yang berlubang. Di puncak jalan menanjak terlihat betapa lebatnya hutan tropis Kalimantan. Namun rupanya, pemandangan demikian tidak permanen. Sama halnya dengan daerah lain di Kalimantan, Berau juga tidak luput dari tambang dan perkebunan kelapa sawit. Bahkan beberapa kali mobil travel yang saya tumpangi melewati area perkebunan sawit yang luas.

Saya tiba di Biduk Biduk menjeleng senja. Tidak sulit untuk mencari tempat menginap di sini. Setidaknya ada 8 buah penginapan yang sudah berdiri, dan rata-rata lokasinya strategis menghadap pantai yang ditumbuhi pohon kelapa miring khas wallpaper desktop komputer.

pantai depan penginapan di biduk biduk

Danau Labuan Cermin adalah salah satu magnet wisata di Biduk-Biduk. Selain memiliki warna air yang jernih dan indah, danau ini juga memilki dua rasa yaitu tawar dan asin. Di bagian permukaan danau merupakan air tawar dan bagian bawahnya merupakan air asin. Menurut warga sekitar, bagian air tawar yang berada di danau berasal dari hujan dan rembesan air akar tumbuhan serta mata air yang berada di sekitar danau. Sedangkan air asin berasal dari rembesan air laut yang masuk ke dalam danau. Air asin bisa dijumpai sekitar 2 meter dari permukaan danau. Rupanya ketebalan air asin di danau ini juga dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Kedalamannya sendiri sekitar 10-14 meter. Di dalam danau ini hidup dua buah jenis ikan dengan habitat berbeda, yaitu ikan air tawar dan ikan laut. Dari permukaan danau saja sudah bisa dilihat dengan jelas ikan-ikan tersebut berenang.

danau labuan cermin

Pemerintah rupanya serius dalam menggarap danau ini sebagai tempat wisata. Kebersihannya sangat dijaga dengan disediakannya beberapa buah bak sampah. Juga nantinya akan disediakan perahu kaca bagi pengunjung yang ingin menikmati danau ini tanpa perlu berbasah-basahan. Untuk menuju Danau Labuan Cermin, pengunjung bisa menyewa perahu dari Dermaga Labuan Kelambu. Biayanya Rp.150.000 yang bisa diisi 10 orang. Jaraknya tidak terlalu jauh, hanya 10 menit saja.

danau labuan cermin (foto novita)

bawah air danau labuan cermin (foto novita)

Teluk sumbang adalah tempat lain yang bisa dikunjungi di Biduk Biduk. Teluk ini menawarkan terumbu karang, pantai-pantai tersembunyi, air terjun, serta treking ke perkampungan Suku Dayak. Penyu hijau banyak dijumpai di sini. Bahkan di salah satu sisinya terdapat jalur perlintasan lumba-lumba.

air terjun bidadari, teluk sumbang

Tak begitu jauh dari Teluk Sumbang terdapat Pulau Kaniungan Besar dan Pulau Kaniungan Kecil. Selain ukuran besar pulaunya yang berbeda. Yang membedakan kedua buah pulau ini juga adalah dari jumlah populasi penghuninya. Pulau Kaniungan Besar dihuni kurang labih 20 kepala keluarga. Sedangkan Pulau Kaniungan kecil adalah pulau tanpa penghuni. Kedua buah pulau ini dikelilingi oleh terumbu karang yang indah. Saya menyempatkan snorkeling di sini. Terumbu karangnya sangat beragam dan berwarna warni. Soft coral dan hard coral menghiasi taman bawah laut Pulau Kaniungan. Bahkan kalembutan pasir di Pulau Kaniungan kecil membuat betah berlama-lama di sana. Saya menikmati Pulau ini sampai matahari terbenam. Mungkin Kaniungan kecil bisa menjadi referensi untuk sekuel film Cast Away selanjutnya.

kaniungan besar (depan) dan kaniuangan kecil (belakang)

kaniungan besar

terumbu karang kaniungan (foto novita)

*HOW TO GET THERE

Banyak maskapai nasional yang melayani rute Balikpapan-Berau, 3 diantaranya adalah Garuda (Rp.470.000), Lion Air (450.000) dan Sriwijaya Air (Rp.455.000). Dari Bandara Kalimarau-Biduk Biduk perjalanan dilanjutkan dengan carter travel mobil avanza/kijang (Rp.1.000.000). Atau naik travel regular (Rp.150.000), biasa akan berangkat jika penumpang penuh. Rute lain juga bisa dari naik travel regular Samarinda-Biduk Biduk (Rp.350.000). Informasi travel: Amran (Tlp.082149699710)

*WHERE TO STAY

Salah satu penginapan yang berada di depan pantai dengan harga kamar termasuk sarapan pagi adalah Penginapan Selvie (Tlp.081258802020, harga Rp.135.000-Rp.175.000)

*WHERE TO EAT
Di sepanjang jalan kampung banyak terdapat rumah makan dengan harga terendah Rp.20.000 sekali makan.

*WHEN TO GO
Waktu terbaik adalah musim angin selatan bulan Mei-Desember. Hujan bertiup angin utara disertai gelombang besar antara bulan Desember-April.

*WHAT TO DO

Hopping island adalah aktivitas menarik di Biduk Biduk, tidak tersedia dive center di sini, tetapi ada penyediaan alat snorkeling dengan kondisi dan jumlah alat yang terbatas.

(Adi Murdani, Mahligai-Indonesia Februari 2014)