Travelling itu bukan hanya menikmati alam dan kulinerannya saja. Tetapi juga merasakan hawa berbeda dari suatu warisan budaya.
Sabtu 25 Sepetember 2010, sore itu begitu sampai di Loksado,HSS KalSel cuaca masih saja gerimis. Buru buru aku bersama beberapa orang teman berteduh di salah satu bangunan sekolah dasar yang terdapat di sana. Tepat di depan bangunan sekolah mengalir sungai amandit yang berair jernih. Suara gemericik airnya menenangkan jiwa. Bisa terbayang anak anak SD di sana sering bermain air di sungai tersebut sehabis selesai sekolah.
Setelah gerimis sudah mulai berhenti perjalanan di lanjutkan menuju Balai Adat Malaris tempat berlangsungnya acara adat Aruh Ganal hari ini. Aruh Ganal sendiri dalam bahasa dayak loksado berarti pesta/acara besar yang dilakukan dengan tujuan untuk mengucapkan rasa syukur kepada Roh Roh leluhur penjaga alam di sana atas hasil panen yang berlimpah. Warga asli dayak loksado yang mayoritasnya penganut kepercayaan Kaharingan yang oleh pemerintah diakui sebagai agama Hindu Kaharingan ini kegiatan mata pencaharian utama mereka adalah berladang dan beternak. Sebagian lagi ada yang berburu dan membuat hasil kerajinan tangan dari bahan-bahan alam yang banyak tersedia di sana.
Sebenarnya acara Aruh Ganal sendiri berlangsung pada malam hari. Tetapi lagi lagi rasa penasaran yang membawa diri ku untuk menengok proses persiapan acara nanti malam. Sesampainya di lokasi acara yaitu balai adat malaris aku pun langsung mendekati beberapa orang warga untuk bertanya seputaran acara adat aruh ganal tersebut.
balai adat malaris |
Oleh mereka aku dilarang masuk ke dalam balai adat??? Kata mereka bagi orang yang bukan warga dayak sana bisa masuk ke dalam balai adat tetapi tidak diperbolehkan keluar lagi sampai upacara adat di mulai nanti malam kecuali dapat izin dari Damang (ketua pemimpin upacara adat).
damang (pemimpin upacara adat suku dayak loksado) |
Ku urungkan saja niat masuk ke dalam balai adat untuk melihat proses persiapan aruh ganal. Dari luar bangunan nampak terdengar suara genderang musik dayak berbunyi sambil sesekali terlihat beberapa gadis dayak keluar masuk balai adat dengan leluasa. Wajah mereka cantik-cantik dengan kulit putih mulus seperti para amoy keturunan bangsa cina. Tak perlu berlama lama aku memperhatikan gadis gadis dayak tadi, takut tak kuat iman!!!!xixixixi….
Kali ini perhatian ku tertuju kepada ibu ibu yang sedang memasak hidangan perjamuan untuk acara adat nanti malam. Tidak begitu banyak aku bertanya dengan si ibu selain takut mengganggu pekerjaannya juga dikarenakan si ibu terlihat malu malu dengan kehadiran ku. Meskipun si ibu terlihat malu malu tetapi yang namanya foto foto tetap harus dilakukan. Alhasil narsis di dapur umum pun tak terhindarkan….hahahhaa
di dapur umum |
Malam telah tiba, bersama teman-teman aku menuju balai adat malaris tempat berlangsungnya upacara adat aruh ganal. Tempatnya sangat sederhana tetapi dipenuhi hiasan dari daun kelapa,rotan dan sesajen. Suasananya ramai sekali. Semua warga dayak bekumpul di sana juga terlihat beberapa wisatawan baik lokal maupun manca negara. Jam 08 malam waktu setempat kegiatan makan malam bersama dilakukan. Hidangan yang dimasak ibu ibu tadi siang kini tersaji di depan ku. Menunya lumayan banyak ada ayam,ikan haruan, telur dan lain-lain...
sesajen |
Setelah acara makan bersama selesai kini saatnya upacara aruh ganal dimulai. Perlahan-lahan genderang musik dayak dimainkan. Lama-lama jika diperhatikan iramanya agak mistis namun sangat harmonisasi. Sang Damang mulai membacakan mantra disusul prosesi acara adat lainnya. Nampak para tetuha suku dayak berputar mengelilingi hiasan daun kelapa dan sesajen sambil memegang rangkaian bunga bungaan.
tetuha suku dayak loksado |
Tiba tiba rombongan ibu ibu dan para gadis dayak mengambil alih upacara adat dan berkumpul di tempat damang membacakan mantra tadi. Oleh masyarakat dayak bagian prosesi ini dinamakan baminyak yaitu prosesi mencampur minyak minyak tradisional dayak yang dilakukan oleh para wanita.
prosesi baminyak |
Setelah selesai prosesi baminyak acara dilanjutkan dengan tarian tarian yang lebih banyak menggunakan hentakan kaki. kemudian dilanjutkan dengan prosesi prosesi lainnya sampai keesokan harinya.
Disela sela prosesi upacara berlangsung aku juga mengobrol sambil sesekali bercanda dengan suku dayak yang berada di balai adat. Mereka sangat ramah dan menghargai tamu tamu yang menghadiri aruh ganal tersebut. Juga terlihat kepolosan serta kesederhanaan diri mereka yang jauh dari gaya hidup modernitas perkotaan besar. Udaranya sangat dingin namun begitu hangat dengan sikap mereka yang bersahabat. Setidaknya itulah yang aku rasakan ketika berada di sana.
warga suku dayak loksado |
keceriaan bersama suku dayak |
Penasaran dengan alat musik genderang yang mereka mainkan aku pun mencoba untuk belajar memainkannya. Kelihatannya memang mudah tetapi ternyata sangat sulit untuk memainkannya. Tak lupa juga belajar menari sambil memperhatikan gerakan hentakan kaki mereka. Maklum obsesi pengen jadi dancer!!!gkgkggkgkk
belajar memainkan genderang musik dayak |
Malam semakin larut dan akupun mulai mengantuk ditambah rasa capek perjalanan jauh yang ditempuh tadi siang. Oleh warga dayak kami disarankan untuk menginap di dalam balai adat bersama mereka. Ya…malam ini aku menginap di dalam balai adat.
Ketika keesokan paginya ketika terbangun dari tidur ternyata prosesi upacara adat masih terus berlangsung.
Ada kebanggan yang ku rasakan terhadap keberagaman budaya dan keramahan tamahan masyarakat bangsa ini. Dan yang pasti saat saat seperti ini selalu aku rindukan. Semoga bisa berhadir lagi di Aruh Ganal tahun depan…..
bersama teman teman di balai adat malaris |
Untuk menuju Loksado bisa diakses dari Banjarmasin:
-angkot Terminal Pal 6 Banjarmasin-Kandangan Rp.35.000,-
-ojek dari Terminal kandangan-Loksado Rp.50.000,-
Kalo jalan-jalan gini, seru banget kayaknya. Hmmm.... kapan ya aku bisa jalan-jalan kayak kamu. :(
BalasHapusiya yang pasti seru berada di tempat asing dan menemukan pengalaman baru. coba z suatu saat, yang penting ada kemauan...
BalasHapuskalau aku ke saaanaaaa safety gag yaaa//?////???? #parno mode on#
BalasHapus