Festival ke Festival, Budaya, Musik, Fashion

     Sudah lama benget rasanya tidak nulis blog. Kali ini saya akan berbagi cerita tentang beberapa event yang saya kunjungi di tahun 2014 ini. Ngetrip sambil liat festival baik budaya, fashion, maupun musik itu rasanya sesuatu banget deh. Seru banget dan pengalaman nya juga beda-beda dengan orang yang berbeda-beda pula.

Festival Budaya Isen Mulang (Kalimantan Tengah) 18-24 Mei 2014
     Sebenarnya trip ini merupakan edisi jalan-jalan cantik saya bersama teman-teman. Tapi fakta nya jalan- jalan cantik kami, gak secantik yang dibayangkan !!!
     Jauh-jauh hari kami sudah merencanakan akan melihat karnaval budaya dayak yang merupakan bagian dari rangkaian acara Festival Isen Mulang yang bertempat di kota cantik Palangkaraya. Berhubung karnaval nya diselenggarakan siang hari, maka untuk mengisi waktu luang di pagi hari kami berencana ingin santai menikmati suasana sungai kahayan dari atas kapal wisata Taras Lasang Garu yang megah. Beberapa hari sebelum hari H saat booking kapal ternyata kapal yang ingin kami tumpangi telah dibooking orang terlebih dahulu. Akhirnya gagal deh rencana awal, sebagai gantinya kami sepakat menuju arah tangkiling untuk berkunjung ke BOS (Borneo Orangutan Survival) Foundation yang merupakan pusat reintroduksi orangutan terdekat dari kota Palangkaraya. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju Batu Banama yaitu sebuah batu yang menurut orang sekitar berbentuk seperti perahu (bahasa dayak perahu adalah banama).
     Nah disini lah petaka itu terjadi. Suasana di Batu Banama sih lumayan nyaman, sejuk, dan rada sedikit mistis karena di sana juga terdapat keramat (tempat menaruh sesajen oarng dayak yang bernazar). Rupanya itu saja tidak cukup membuat saya dan teman-teman puas. Kami memutuskan untuk melihat pemandangan dari atas bukit. Beberapa anak tangga pertama masih santai, hepi hepi, nyengir gak karuan, foto narsis tak terbendungkan. Trus di tengah perjalanan kok anak tangga nya gak habis-habis ya? Semakin lama kok malah semakin gak berujung. Tadinya nya yang nyaman tertutup pepohonan, eh malah gak ada pohon sama sekali. Gila, panas terik Kalimantan Tengah yang terkenal suka bikin cepat dehidrasi itu semakin berasa. Keringat becucuran, mana gak bawa payung, ditambah banyak teman-teman cewek yang salah kostum. Wajar aja sih salah kostum soalnya dalam itinerary gak ada agenda trekking naik ke puncak bukit.
     Finally kami sampai di puncak bukit, hasrat buat menikmati pemandangan udah gak sebesar seperti waktu di bawah tadi. Yang saya pikirkan waktu itu adalah nemu warung yang jualan minuman dingin. Tadinya yang mau jalan-jalan cantik, eh malah jadi jalan-jalan bermandi keringat. Wkakaka
     Tepat pukul 14.00 waktu setempat yang kami tunggu akhirnya tiba juga. Ini dia karnaval budaya Festival Isen Mulang. Nuansa budaya dayak nya kental banget. Kostum nya bagus bagus. Tapi bagi saya, semakin banyak bulunya itu lah kostum yang terbagus. Karnaval nya panjang banget, meriah banget. Dan gak nyesel deh datang liat event budaya yang satu ini. Teman-teman yang lain pulang di hari yang sama. Sedangkan saya masih melanjutkan santai di Palangkaraya untuk melihat rangkaian acara yang lain seperti tari pedalaman, tari pesisir, lagu karungut, dan lain-lain. Dari semua rangkaian acara yang ada di Festival Budaya Isen Mulang, yang menjadi favorite saya adalah tari pedalaman.
karnaval budaya festival isen mulang

selfie di karnaval budaya Festival Isen Mulang
di duit Rp.2000 ada gambar penari dayak
tari pedalaman





Jazz Gunung Bromo (Jawa Timur) 20-21 Juni 2014
     Jazz Gunung adalah pagelaran musik bertaraf Internasional yang menampilkan komposisi jazz bernuansa etnik, digelar setiap tahun di Java Banana Bromo pada ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut, di panggung terbuka, beratap langit berlatar alam yang indah. Perpaduan harmonis antara musik, alam, dan manusia sehingga dapat tercipta indahnya jazz dan merdunya gunung.
     Saya dan teman-teman janjian jam 07 pagi di Terminal 1 Bandara Juanda Surabaya. Tepat jam 8 pagi dengan menggunakan mini bus carteran kami berangkat menuju kawasan Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Sampai di homestay setelah makan siang, kami bersiap menuju lokasi acara yang berada di salah satu resort mewah kawasan Gunung Bromo. Jarak dari homestay menuju lokasi acara sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya berjarak kurang lebih 600 meter. Tapi di tengah perjalanan ada angkutan yang stop menghampiri kami. Tanpa diduga rupanya panitia Jazz Gunung telah memepersiapkan shuttle bus gratis untuk wisatawan yang ingin menuju lokasi berlangsung nya acara. Baguslah, gak perlu capek capek jalan kaki. Hee.....
     Acara berlangsung dari jam 14.00 hingga 20.00. Monita Tahalea dengan suara yang merdu sukses menjadi penyanyi pembuka Jazz Gunung tahun ini, membawa penonton larut dalam nuansa cinta yang romantis. Bintang Indrianto Trio dengan banyolan goyong oplosannya menghangatkan venue yang diselimuti udara dingin. Yang menjadi favorite saya adalah penampilan Ring of Fire Project featuring Nicole Johänntgen dengan menghadirkan instument musik jazz beirama etnik bikin nasionalisme lebih terpompa. Keren.....
Suasana di Jazz Gunung emang beda. Penonton selain disuguhi penampilan musik yang berkualitas, juga disuguhi pemandangan alam yang indah. Musik, dingin, kabut, syahdu......
shuttle bus gratis
jamaah al-jazziah
panggung jazz gunung
bersama butet kertaradjasa (founder jazz gunung)
gunung bromo

Dreamfields Festival (Bali) 16 Agustus 2014
     Event yang satu ini memang bukan bagian dari kalender wisata Indonesia. Dan saya juga bukan anak gaul yang doyan sama musik ajeb ajeb. Tapi rasa penasaran lah yang pada akhirnya membawa saya ke sini.
Dreamfields Festival merupakan hajatan electronic dance musik (EDM) atau DJ yang dipromotori oleh Club TheMatrixx dari Belanda. Kalau biasanya Dreamfields Festival hanya diselenggarakan di negara Eropa saja, tapi tahun ini hadir untuk pertama kali nya di Asia. Dan Indonesia tepatnya Bali dipilih menjadi tuan rumah. Saya pun tak menyiakan kesempatan langka ini. Maka berangkat lah saya ke Bali bersama beberapa orang teman dari Banjarmasin dan Palangkaraya.
     Untuk urusan kualitas, sudah tidak perlu diragukan lagi. Lebih dari 30 line up yang tampil. Acara nya sendiri berlangsung dari jam 18.00 hingga 04.00 dini hari. Dreamfields Festival mampu menyajikan sajian musik di luar batas.
     Lokasinya pun istimewa berada di area Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang tematik. Bayangin aja GWK yang terbuat dari tebing kapur yang dibelah manjadi berpetak-petak disulap menjadi arena musik internasional. Kekaguman saya tidak berhenti sampai di situ, ada 3 buah panggung super keren dengan tata pencahayaan (lighting) yang memukau.
     Di panggung White Rock Castle, Timmy Trumpet menyajikan sajian musik yang sangat unik, belum pernah saya dengar sebelumnya. Sementara itu tepat jam 12 malam di panggung utama Garuda Stage ada penampilan istimewa dari Anggun C Sasmi feat Indyana membawakan lagu Right Place Right Time yang sukses membuat penonton berteriak histeris. Dilanjutkan penampilan dj dj keren seperti Dash Berlin, Ummet Ozcan, dan lain lain. Untuk suasana yang lebih santai pengunjung bisa berpindah ke panggung M-Spot yang dekat dengan rest area.
     Meskipun EDM identik dengan dugem, tapi entah kenapa saya lebih berasa sedang piknik di theme park. Asyiknya lagi setelah capek berdiri joget joget, kita bisa selonjoran duduk merentangkan kaki di lapangan rumput yang terdapat di arena festival. Seru banget, gak nyesel deh nonton acara ini. Sempurna....
begitu memasuki arena acara, sebelah kiri ke white rock castle stage, di lantai 2 garuda stage
timmy trumpet dengan sajian musik yang unik
garuda stage
with indyana

Jember Fashion Carnaval XIII (Jawa Timur) 20-24 Agustus 2014
     Pertama kali tahu tentang event yang satu ini dari sebuah kompetisi film dokumentar yang diadakan oleh salah satu televisi swasta di Indonesia. Salah satu nominasi film dokumentar nya berjudul Merujut Mimpi Di Balik Catwalk Jalanan. Film nya sendiri bercerita tentang seorang anak muda yang ingin sekali terlibat dalam pagelaran fashion karnaval kelas dunia. Penasaran, dan baru pada tahun 2014 saya berkesempatan langsung menyaksikan nya.
     Jember Fashion Carnaval XIII (JFC) diadakan di Jember dari tanggal 20-24 Agustus 2014. Tahun ini JFC mengusung tema Triangle Dynamic & Harmony. Mengangkat 10 defile yaitu Mahabharata, Tambora, Borobudur, Phoenix, Wild Deer, Flying Kite, Pine Forest, Stalagmite, Chemistry, Apache. Dilaksanakan dari tanggal 20-24 Agustus 2014. Ada yang spesial di JFC tahun ini yaitu adanya Wonderful Artchipelago Carnival yang menampilkan etalase carnaval dari beberapa daerah di Indonesia.
     Dengan menggunakan bus dari Surabaya saya tiba di kota Jember jam 7 pagi. Dari terminal dengan menggunkan ojek perjalanan saya lanjutkan menuju Hotel Nusantara yang sudah saya booking jauh jauh hari dan kebetulan lokasinya dekat dengan alun-alun kota Jember tempat berlangsungnya acara. Jam 9 pagi saya menuju Rumah Mode Dynand Faris untuk registrasi ulang ID Card sebagai akses masuk ke acara. Saya mendapatkan All Acces selama empat hari dari tanggal 21-24 Agustus 2014 meliputi : Kids Carninal, Art Wear Carninal, Wonderful Artchipelago, dan Grand carninal. Id card All Acces yang saya punya memang berbeda dari id card untuk undangan dan sejenisnya. Id card ini merupakan id card khusus untuk fotografer dan media. Secara posisi tempat duduk pun lebih istimewa karena bisa lebih leluasa dalam melihat seluruh talent yang tampil. Asyikkk...
     Oya jika tidak mempunyai id card pengunjung juga tetap bisa menyaksikan fashion karnaval di luar panggung utama atau di jalan raya yang dilalui rute karnaval. 
Waktu yang ditunggu telah tiba. 21 Agustus saya menyaksikan Kids Carninal. Parade anak-anak yang lucu menggunakan kostum karnaval. Meskipun usia mereka masih terbilang sangat muda namum banyak diantara mereka yang benar-benar totalitas dalam memerankan karakter sesuai dengan kostum yang mereka kenakan. Gemesin banget !!!
     22 Agustus saya menyaksikan Art Wear Carninal yaitu sebuah parade fashion baju musim dingin sesuai dengan defile yang diusung JFC tahun ini.
     23 Agustus adalah yang paling istimewa, karena di hari ini saya menyaksikan Wonderful Artchipelgo yang menampilkan etalase karnaval dari beberapa daerah di Indonesia. Saat ini dari Pulau Kalimantan hanya diwakili oleh Provinsi Kalimantan Timur. Hmm,, kapan ya Kalimantan Selatan juga terlibat dalam event ini?
     Hari terakhir 24 Agustus adalah karnaval yang paling meriah, karena puncak dari JFC yaitu Grand Carninal diadakan di hari ini. Semua kostum terbaik ditampilkan di hari ini. Ukurannya gede-gede, bahkan ada yang 2 kali lipat besar tubuh si model. Bentuknya unik-unik. Bagus banget deh pokoknya.
     Terlepas dari itu semua, yang saya lihat keseriusan dan profesionalitas semua pihak yang terlibat dalam event ini wajib diacungi jempol. Hari itu kota sekecil Jember mampu mendatangkan banyak wisatawan baik dalam maupun manca negara.
beberapa saat sebelum open gate

kids carninal, mahabrata
wonderful artchipelago kontingen JaTeng
grand carninal, phoenix

grand carninal, wild deer

Dieng Culture Festival 5 (Jawa Tengah) 30-31 Agustus 2014
     Dieng Culture Festival (DCF) merupakan hajatan tahunan yang merupakan festival budaya dengan konsep sinergi antara unsur budaya masyarakat, potensi wisata alam, serta pemberdayaan masyarakat lokal yang diselenggarakan di daerah dataran tinggi Dieng untuk menarik banyak wisatawan. Kegiatan acara nya sendiri meliputi prosesi ruwatan rambut anak gimbal sebagai acara inti, dimeriahkan dengan program-program lain seperti pentas seni budaya, pergelaran wayang kulit, festival film dieng, pertunjukan jazz atas awan dan sebagainya.
    Saya tiba di Dieng pukul 03.00 dini hari, kemudian melanjutkan menikmati indahnya matahari terbit di Bukit Sikunir. Setelah mendapatkan homestay perjalanan di lanjutkan menuju lapangan untuk menyaksikan pertunjukan seni budaya dan mengunjungi Kawah Sikidang. Malam harinya adalah saat yang saya tunggu yaitu menikmati sajian musik jazz dengan latar Candi Arjuna. Meskipun namanya Jazz Atas Awan tapi tak ada kabut yang menyelimuti venue malam itu dan saya tidak merasa seperti di atas awan. Malah saya lebih merasa sedang berada di lautan, lautan manusia maksud nya. Hehe....
     Kondisi yang berdesak-desakan ditambah sajian musik jazz yang kurang ngejazz membuat saya tidak bertahan lama di sini. Dari yang saya lihat banyak line up yang tampil membawakan musik pop, meskipun ada juga yang membawakan aransemen jazz.
     Beranjak dari venue jazz atas awan, saya pindah ke lokasi penerbangan lampion. Ribuan lampion yang diterbangkan ke atas langit Dieng suasananya romantis banget, indah banget deh pokoknya.
     Esok hari nya merupakan puncak acara dari DCF yaitu ritual ruwatan rambut anak gimbal yang bertujuan untuk mengusir nasib buruk atau kesialan baik pada si bocah Gimbal maupun masyarakat Dieng Pada umumnya. Anak berambut Gimbal sendiri merupakan sebuah fenomena unik yang sudah ada di Dieng sedari dahulu kala, Dimana anak-anak tertentu yang berusia antara 40 hari hingga 6 tahun tumbuh rambut gimbal di kepalanya secara alami. Masyarakat Dataran Tinggi Dieng percaya bahwa anak-anak berambut Gimbal tersebut merupakan titipan dari Kyai Kolo Dete. Kyai Kolo Dete merupakan salah seorang Pejabat / Punggawa di masa Mataram Islam (pada masa abad ke empatbelas)yang ditugaskan untuk mempersiapkan pemerintahan di wilayah Dataran Tinggi Dieng.
     Mengingat begitu banyak nya wisatawan yang ada Dieng, maka 2 jam sebelum pintu dibuka saya dan teman-teman sudah antri untuk masuk ke dalam lokasi ritual yeng bertempat di pelataran Candi Arjuna. Tenyata pintu masuk untuk wisatawan yang punya tiket VVIP, VIP, Festival, Pejabat, Undangan, Media, dan keluarga anak yang diruwat tidak dibedakan. Hanya ada 1 pintu masuk saja. Alhasil keributan antara wisatawan dan petugas/panitia yang berada di sana pun terjadi di depan pintu masuk pelataran candi. Sepertinya pada saat itu segala isi kebun binatang keluar dari sebagian wisatawan yang sudah lama antri dan ingin segera masuk. Saya hanya nyengir-nyegir saja liat kelakuan anarkis teman-teman wisatawan yang lain Peace. Hihihihi.....
     Sebelum meninggalkan Dieng saya menyempatkan dulu mampir di Telaga Warna. Sumpah,,, membludak nya wisatawan di Dieng pada saat DCF bikin kemacetan yang teramat parah. Gak tanggung-tanggung saya harus 3 km berjalan kaki menuju mobil untuk balik ke Wonosobo.
     Mungkin jika suatu saat kembali ke Dieng lagi, seperti nya saya akan berkunjung di luar hari libur atau ada event. Agar bisa menikmati keindahan alam Dataran Tinggi Dieng seutuh nya.
panggung pertunjukan kesenian
jazz atas awan
pelepasan lampion
bersama pokdarwis dieng
ruwatan anak rambut gimbal

Festival Kesenian Yogya 26 (DIY Yogyakarta) September 2014
     Festival Kesenian Yogya (FKY) adalah acara  yang menampilkan kegiatan berupa kesenian ,atraksi kebudayaan, pameran produk kerajinan jogja ,produk-produk UKM lokal jogja , jajanan khas daerah dan aneka kuliner Jogja. Acara Pasar Seni FKY 2014 ini akan berlokasi di Plasa Pasar Ngasem bekas lokasi Pasar Burung Traditional yang tidak jauh dari Alun-ALun Utara Yogyakarta. Kebayang kan pasar tradisional disulap menjadi lokasi acara FKY.
     Begitu sampai Pasar Ngasem kekaguman saya langsung tertuju pada pintu gerbang yang dibuat seartistik mungkin. Suasana di dalam pasar pun dibuat senyaman mungkin. Kita bisa melihat berbagai macam produk kerajinan yang kreatif, kulineran, sambil menyaksikan pertunjukan musik dan hiburan tradisonal yang ada di panggung. Semua yang ada di FKY sepertinya diciftakan antara gabungan seni dan kreatifitas anak muda Jogja. Semua yang ada di FKY saya suka. Di desain sesederhana mungkin, tapi gak murahan. Keren !!!
pintu gerbang fky
suasana dalam pasar ngasem
salah satu hasil kreatifitas

     Next trip 6 Desember 2014 rencana nya saya akan melihat Banyuwangi Beach Jazz Festival sebuah pertunjukan musik jazz bernuansa etnik berlokasi di tepi pantai. Ada yang mau ikut ?

1 komentar:

  1. Ada info untuk yang suka jalan-jalan, terutama jalan-jalan gratis................

    Jangan sampai kehilangan kesempatan untuk ikutan ekspedisi Kalimantan bersama New Daihatsu Terios #Terios7Wonders. Dimulai dari Palangkaraya, Kruing, Pulau Kaget & Kandangan, Amuntai & Balikpapan, Samarinda, Tn. Kutai dan berakhir dengan melihat cantiknya pulau Surga, Maratua.

    Ayo, ikutan lomba blog "Borneo Wild Adventure" dan bawa pulang Grand Prize Mac Book Pro. Liat infonya di sini, ya. http://bit.ly/terios7wonders2015

    BalasHapus