Breathtaking Derawan Islands (Berau, Kalimantan Timur)

“Hendra, pelankan mesinnya” kata Ijul yang mendampingi pengemudi speedboat. Rupanya malam itu air laut sedang surut, dan dalam kondisi perjalanan malam seperti ini ada dua kemungkinan terburuk yang harus dihadapi, kalau tidak tertabrak gugusan karang atau terperangkap di gusung pasir.
Bukan keinginan kami untuk melakukan perjalanan malam menyeberang dari Tanjung Batu ke Pulau Derawan. Tetapi kalau sudah berurusan dengan cuaca, siapa pun orangnya tidak berdaya melawan.
Sebenarnya jam 5 sore tadi kami sudah tiba di Pelabuhan Tanjung Batu setelah menempuh perjalanan darat selama 2 jam dari kota Tanjung Redeb. Namun ketika mau menyeberang, gelombang laut sedang besar. Dan baru pada jam 7 malamlah kami baru bisa menyeberang ke Pulau Derawan.
Umumnya Tanjung Batu-Derawan membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Berhubung ini perjalanan malam dengan kondisi air laut sedang surut, maka waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Pulau Derawan adalah 50 menit.

Kepulauan Derawan sebenarnya sudah sejak lama jadi incaran pecinta bawah laut dari segala penjuru Dunia. Namun geliat pariwisatanya mulai sangat terasa sejak pertengahan tahun 2000-an, begitulah yang saya dengar dari hasil obrolan dengan seorang warga yang asli Pulau Derawan.
Berbagai macam spesies yang dilindungi seperti penyu hijau, penyu sisik, paus, lumba-lumba, kima, ketam kelapa, duyung, barakuda, dan beberapa spesies lainnya bisa dijumpai di Kepulauan Derawan.
Sebuah Survey Manta Tow 2003 menyebutkan terumbu karang di Pulau Derawan memiliki tutupan rata-rata karang keras 17,41% dan tutupan karang hidup 27,78%. Dengan jumlah spesies 460-470, menunjukan bahwa ini menjadi kekayaan biodiversitas nomor dua setelah Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat.
Bahkan Kepulauan Derawan telah dicalonkan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2005.
pulau derawan
Kami bergerak menuju Losmen Danakan yang dibangun di atas laut. Penginapan serupa ini ternyata juga banyak berdiri di Pulau Derawan. Sangat disayangkan menjamurnya penginapan di atas laut membuat garis pantai yang berpasir putih menjadi sedikit. Ditambah dengan bangunan rumah-rumah penduduk yang berada tepat membelakangi pantai. Bukan keindahan yang lebih menonjol, tapi kesan kumuh lebih terasa. Setidaknya itu yang saya rasakan. Tapi Derawan bukan hanya itu saja, masih banyak tempat menarik yang siap menuai decak kagum para pehobi jalan.
sudut pulau derawan
Pagi hari begitu bangun dari tidur, saya dikejutkan dengan segerombolan wisatawan yang berteriak girang. Ternyata ada tiga ekor penyu hijau sedang mendekat pada sebuah daun pisang yang sengaja diikat tali dan diceburkan ke laut. Rupanya ini adalah salah satu cara untuk memancing kedatangan penyu hijau.
Penyu hijau adalah salah satu hewan yang cukup mudah dijumpai di Pulau Derawan. Hanya dengan duduk santai di atas dermaga saja kita sudah bisa melihat keberadaan mereka yang kadang berenang santai di sekitar dermaga. 
Puas melihat penyu, kini saatnya saya berangkat mengeksplorasi pulau-pulau lain yang berada di sekitar Pulau Derawan. Speedboat melaju kencang membelah lautan menuju ke Pulau Maratua.
Maratua adalah sebuah pulau besar yang berjarak kurang lebih 1 jam dari Pulau Derawan. Pulau ini dikelilingi gugusan terumbu karang dan memiliki banyak titik selam, yang paling terkenal adalah Baraccuda Point.

Tak begitu jauh dari Pulau Maratua berdiri sebuah pulau karang bernama Pulau Kakaban. Diperjalanan menuju Pulau Kakaban, kami dikejutkan dengan kehadiran beberapa ekor lumba-lumba yang berlompatan di sekitar speedboat. Kalau beruntung nanti akan ketemu manta di Pulau Sangalaki kata pengemudi speedboat.
Pulau Kakaban merupakan sebuah pulau purba berusia jutaan tahun. Di tengahnya terdapat sebuah danau bernama Danau Kakaban. Ada yang unik di danau ini, dimana terdapat spesies ubur-ubur tanpa sengat. Dahulu kala ketika karang menyembul ke permukaan laut, beberapa spesies ikut terperangkap di dalam danau. Karena tidak adanya predator, ubur-ubur yang ada di sana berevolusi dan kehilangan daya sengatnya sampai sekarang. Di bagian luar danau juga tidak kalah menarik. Terumbu karang yang berada persis di wall sangat rapat, jumlah ikannya sangat banyak dan beragam. Schooling fish banyak saya lihat di sini.

pulau kakaban

snorkeling di danau kakaban


Pulau terakhir yang saya kunjungi adalah Pulau Sangalaki, di sini setiap harinya merupakan tempat penyu bertelur. Untuk menyaksikan penyu bertelur di pulau ini harus datang pada malam hari. Pulau Sangalaki memiliki garis pantai yang indah. Karakter pantainya landai dan dangkal. Pasir putih? Sudah pasti. Namun pari manta yang diceritakan tak muncul juga, mungkin belum keberuntungan saya melihat makhluk besar yang mengagumkan ini. Hari sudah semakin sore, sebelum gelombang laut mulai besar saya sudah kembali ke penginapan di Pulau Derawan.
terumbu karang pulau derawan


*HOW TO GET THERE
Banyak maskapai nasional yang melayani rute Balikpapan-Berau, 3 diantaranya adalah Garuda (Rp.470.000), Lion Air (450.000) dan Sriwijaya Air (Rp.455.000). Dari Bandara Kalimarau-Pelabuhan Tanjung Batu perjalanan dilanjutkan dengan carter travel mobil avanza/kijang Rp.400.000 lalu naik speedboat menuju Pulau Derawan kapasitas 6 penumpang (Rp.250.000). Semua harga one way.

*WHERE TO STAY
Jika ingin suasana private Derawan Dive Lodge (Tlp.081386714333, harga Rp.550.000 – Rp.750.000), atau yang lebih hemat Losmen Danakan (Tlp.081347733701, harga Rp.150.000 – Rp.300.000). Homestay rumah penduduk juga tersedia salah satunya Homestay 3 Putera (Tlp. Ibu Erna. 081322868771)

*WHERE TO EAT
Di sepanjang jalan kampung Derawan tersedia banyak pilihan makanan harga dari Rp.25.000, salah satunya adalah Rumah Makan April

*WHEN TO GO
Tahun ini September, Oktober, dan November adalah waktu terbaik untuk mengunjungi Derawan karena ombak tidak terlalu besar.

*WHAT TO DO
Diving adalah cara sempurna untuk menikmati keindahan bawah laut Derawan, lainnya bisa snorkeling, melihat penyu bertelur, bermain di pantai, dan lain-lain


(Adi Murdani, Mahligai-Indonesia)




 

7 komentar:

  1. Akhirnya, punya tulisan yang bisa dibaca juga. Makin mupeng aja nih kalo diceitain. hahaha..

    BalasHapus
  2. hahaha,,, iya neh. mau berbagi pengalaman...

    BalasHapus
  3. mupeng... pengen ke sini.... ntr deh setelah habis banjarmasin dan makassar :)



    kau sukses membuat aku iri mas brooo
    ahahahayyy :P

    BalasHapus